Sabtu, 27 Julai 2019

Hamid Ajak Hindari 3 Salah Hidup dalam Keseharian Manusia

Ulasan fenomena hidup.


Hidup penuh perjuangan,  penuh pengorbanan dan hidup penuh ketidak pastian.  Namun semua itu harus dijalankan,  harus dilewati,  harus dihadapi,  hasil menanti.

Ini ilustrasi kisah petani menyesal waktu tua

Seorang petani ingin bercocok tanam dengan keinginan yang kuat namun ilmu dan pengalaman yang terbatas. Suatu hari si petani memilih bibit 🍊 jeruk. Bibit jeruk ini dia beli dari penjual bibit.  Si petani bertanya apakah ini bibit unggul?  buahnya besar?, maniskah rasanya?,  dan bertahan lama kah usia pohonnya? 

Dengan bujuk rayu penjual bibit menjelaskan.  Ini bibit  bibit unggul dari hasil pembibitan profesional.  Buahnya besar besar dan rasanya sangat manis.  Usia pohon bertahan lama,  kokoh walau cuaca ekstrem.

Penjelasan si penjual sangat menyakinkan petani terhadap bibit jeruk ini. Dibelilah bibit jeruk.  Kebun satu hektar telah dipersiapkan untuk menanam jeruk. Karena permintaan pasar, juga harga jeruk manis sangat menggiurkan,  maka keseluruhan tanah ditanami jeruk.

Untuk memperoleh hasil yang sesuai harapan.  Pemupukan dilakukan.  Untuk pemupukan si petani mengikuti petunjuk buku yang ia baca.  Beberapa jenis pupuk telah ia siap untuk pupukkan keseluruhan batang jeruk.

Selain pemilihan bibit yang unggul dan pemberian pupuk yang cukup tentu perlu perawatan.

Perawatan tanaman dilakukan setiap saat. Pagi,  siang dan sore.   Petani tidak pernah pulang bahkan pondokpun dibangun di kebun jeruk.  Setiap hari ia memperhatikan perkembangan pohon jeruk dan merawat dengan baik.  Hari ke hari bulan ke bulan bahkan tahun ketahun ia merawat jeruknya.

Tahun pertama ia melihat jeruk belum berbuah,  ia berfikir belum masanya. Tahun kedua,  ketiga baru berbunga.  Ia berfikir,  ini baru saatnya berbuah. Setahun kemudian hanya beberapa bunga yang menjadi buah.  Petani berfikir mungkin tahun pertama berbuah memang seperti itu.

Sepuluh tahun kemudian,  masih belum memberikan hasil yang sesuai harapan.  Umur petani sudah semakin tua,  badan mulai sakit sakitan,  tenaga juga tidak sekuat dulu.

Sudah dua puluh tahun ia menunggu dan mengurus baru ia meceritakan kepada teman dekatnya. Mereka bertukar pikiran.  Dari diskusi mereka ternyata petani ini sudah melakukan kekeliruan dari awal ia ingin bertani. Niat untuk bertani tercapai namun harapan yang ia inginkan jauh panggang dari apai.  Kekecewaan dan penyesalan yang ia rasakan.  Kekecewaan ini menghancurkan harapannya.  Niat ia bisa menikmati hasil jeruknya sirna seketika karena:
1.Ternyata bibit bukan bibit unggul buktinyasudah bertahun-tahun tidak berbuah. 
2. Pupuk habis tanpa memberi apa apa kepada dia,  walau jeruk tumbuh subur.
3. Umur yang ia gunakan untuk merawat jeruknya tampa memberikan hasil.
Dari cerita ini maka anda harus waspada tida S :
1. Jangan salah pilih bibit
2. Jangan salah memupuk
3. Jangan salah mengurus
Terima kasih
Hamid Brata

Tiada ulasan:

Catat Ulasan