Jumaat, 23 Ogos 2019

RUMAH UNTUK SENANTIASA BELAJAR


RUMAH UNTUK SENANTIASA BELAJAR  
Khairuddin
Sahabat Rumah Belajar Aceh 2019
Founder Virtual Coordinator Indonesia

Senang sekali hari ini (23/8) berkesempatan mengunjungi Pusat Teknologi Informasi (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kunjungan saya bersama tim Virtual Coordinator Indonesia dari 18 Propinsi se Indonesia disambut ramah oleh Kepala Bagian Tata Usaha Pak Supri dan Kepala Bidang Program Pustekkom Pak Hendriawan. Jauh hari saya mengagumi Pustekkom Kemendikbud dengan berbagai gagasan memajukan pendidikan Indonesia di era disrupsi melalui program-program menyentuh langsung kebutuhan IT guru dan siswa.

Awal saya belajar online tahun 2014 melalui program website sekolah, saya yang buta bahasa pemograman html menjadi melek dan akhirnya terciptalah website sekolah kami saat itu dan menjadi juara III tingkat Provinsi Aceh. Namun jauh sebelum itu, saat saya masih kecil suka bermain layangan di pematang sawah, Pustekkom sudah berdiri tegar menghadirkan tayangan edukatif buat remaja, Film ACI, ingatkan ? Aku Cinta Indonesia.

Saat orde baru, Pustekkom bergerak cepat kala TVRI tidak lagi menjadi televisi tunggal yang dimiliki pemerintah saat itu. Pustekkom melahirkan TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) hampir berbarengan dengan RCTI. Sayangnya kini kita kehilangan tanyangan mendidik nan berkualitas seperti awal-awal keberadaan TPI. Pernah saya sakit tidak sekolah, saya duduk di depan televisi seharian menonton TPI, serasa belajar tanpa sekolah, pernah berpikir nyari alasan lagi biar tidak sekolah agar bisa nonton sepuasnya 😁. TPI bukan hanya menyajikan tayangan pendidikan namun juga hiburan memikat, saat jelang bagi raport yang pembelajarannya tidak aktif di sekolah, saya suka menonton Mahabarata jam 11 siang di rumah sahabat saya dekat dengan sekolah. Anda kenal Sule ? Pasti dong !, beliau produk TPI di Acara Akademi Pelawak Indonesia, begitu juga group lawak Cagur.

Kini Pustekkom Kemdikbud bertransformasi menghadapi tantangan revolusi industri 4.0. Selain tetap terus istiqamah menyajikan pembelajaran bagi peserta didik Indonesia melalui TV Edukasi, Pustekkom juga memanjakan guru dan siswa melalui website-nya, belajar.kemdikbud.go.id.

Coba saja browsing website tersebut, di sana anda bisa memperoleh bahan ajar, 5.395 konten ajar tersedia pada fitur bahan ajar, termasuk video pembelajaran. Siswa bisa melatih menjawab soal secara mandiri pada fitur bank soal, lebih dari 38ribu soal latihan terdapat di sana. Guru bersama siswa bisa melatih praktikum pada laboratorium maya, terdapat 20 konten praktikum maya yang dapat dilakukan. Guru dan siswa juga dapat membentuk kelas digital untuk senantiasa terkoneksi pada bidang studinya, hanya tinggal bagi materi ajar, setor tugas dan lakukan penilaian online.

Pustekkom kini menjelma menjadi jantungnya teknologi dalam bidang pendidikan, seluruh server pendidikan digerakkan dari sini. Inspirasi pembelajaran dan evaluasi berbasis digital juga berawal daro Pustekkom.

Tentu saja belum sempurna, teknologi semakin cepat berkembang, kurikulum juga senantiasa berubah menyesuaikan kebutuhan output pendidikan. Pustekkom pasti memperbaiki konten sesuai dengan kurikulum dan berbasis digital. Dalam dunia pendidikan online, content is the king agar dilirik orang. Jika konten bermutu dan dapat diakses secara gratis, maka bukan hanya dilirik, namun Pustekkom menjadi jembatan kebutuhan orangtua untuk mencerdaskan anaknya di luar pembelajaran sekolah dengan pemanfataan internet sehat.

Konsep Open Education Resources (OER) yang mulai dikembangkan di rumahbelajar.id yang memungkinkan siapa saja bisa mengakses konten pendidikan bahkan merevisi merupakan tuntutan abad 21, kolaboratif. Guru dan praktisi pendidikan dapat membenahi konten rumah belajar melalui pengiriman naskah ke Pustekkom agar konten selalu terjaga berkualitas. Kompetisi yang melibatkan guru, siswa dan masyarakat umum dalam bidang media pembelajaran berbasis video, html5 dan produk Augmented Reality serta Virtual Reality menunjukkan keseriusan Pustekkom berada pada track yang benar mempertahankan kualitas pendidikan.

Kalau sudah seperti ini, haruskah ada pilihan lain untuk terus menjaga anak-anak usia didik tetap terjaga dalam bentuk pembinaan sekolah. Karena Pustekkom menyediakan rumah belajar sebagai rumah kita untuk senantiasa belajar.

Banda Aceh, 23 Agustus 2019

Tiada ulasan:

Catat Ulasan