Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Aceh bersama kanal pelatihan Satu Guru Satu Buku (Sagusaku) menggelar Web Seminar (Webinar) pada Kamis (18/6/2020).
Webinar digelar menjelang new normal ini bertajuk "Menyiapkan Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi”.
Webinar ini diikuti perwakilan guru seluruh Indonesia.
Sedangkan pematerinya adalah Dirjen Pendidikan PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud RI, Hamid Muhammad MSc PhD, Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Rachmat Fitri HD MPA.
Kemudian Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdindik) Wilayah Kota Sabang, Abdul Hamid SPd MPd dan Ketua IGI Wilayah Aceh, Drs Imran serta dimoderatori Founder Sagusaku, Nur Badriyah MPd.
Hamid Muhammad MSc PhD dalam webinar ini mengatakan menjelang berlakunya new normal di dunia pendidikan, Kemendikbud RI, meminta sekolah menyiapkan rencana pembelajaran dalam jaringan (daring).
Begitu juga secara luar jaringan (luring) dan blended learning (perpaduan luring dan daring).
Hamid Muhammad mengatakan hanya sekitar 60% wilayah Indonesia yang dapat diakses internet.
Selebihnya tidak stabil dan bahkan ada yang blank spot.
Selain itu perangkat digital yang ada juga tidak merata di seluruh Indonesia.
“Sekolah dapat menggunakan dana BOS untuk menyediakan paket data internet bagi guru.
Jika mencukupi dapat disediakan juga untuk siswa.
Tetapi jangan sampai over extend untuk kegiatan studi.
Tetapi anggaran BOS tidak mungkin digunakan semuanya untuk membeli paket data,” kata Hamid sebagaimana dikutip Sekretaris IGI Aceh, Fitriadi SPd MPd yang dikirim ke Serambinews.com, Jumat (19/6/2020).
Hamid Muhammad menyebutkan sekitar 67% guru kesulitan mengintegrasikan antara materi pembelajaran dengan pembelajaran digital.
Oleh karena harus ada penguatan kapasitas guru seluruh Indonesia agar pada semester yang akan datang hambatan tersebut dapat diminimalisir.
“Setiap sekolah harus menyiapkan rencana pembelajaran selama satu semester secara daring, luring, dan blended learning agar pembelajaran jarak jauh berjalan maksimal.
Bagi sekolah yang infrastruktur internetnya stabil dapat melaksanakan secara daring.
Bagi daerah yang terkendala dapat menggunakan secara luring dan blended learning,” jelas Hamid.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Rachmat Fitri HD MPA mengatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan skema pembelajaran secara daring dan luring untuk menyahuti permintaan Kemendikbud.
Ia juga meminta sekolah untuk membentuk gugus tugas pencegahan Covid-19 di sekolah.
Kita akan melakukan simulasi untuk memastikan sekolah menjalankan protokol pencegahan Covid-19,” terang Rachmat Fitri.
Rachmat Fitri juga mengapresiasi IGI Wilayah Aceh yang sudah bergerak dan membantu Dinas Pendidikan dalam menyiapkan pembelajaran jarak jauh bagi guru di Aceh.
Terutama pelatihan virtual learning yang telah dilakukan dalam masa pandemi Covid-19.
“Apa yang dilakukan IGI sudah dapat dirasakan oleh banyak pihak terutama guru-guru di Aceh dalam meningkat sumber daya dan kapasitasnya,” kata Rachmat Fitri.
Sementara itu Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdisdik) Wilayah Kota Sabang, Abdul Hamid SPd MPd, menjelaskan bahwa pihaknya di Sabang sudah siap untuk melakukan pembelajaran di era new normal.
Ia juga secara khusus meminta kepada Kemendikbud untuk memberikan kelonggaran jam mengajar bagi guru di Sabang terutama untuk pemenuhan jam sertifikasi.
Menyahuti permintaan Kacabdisdik Sabang, Dirjen Pendidikan PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud RI, Hamid Muhammad menyarankan agar dibuatkan surat terkait permintaan perlakuan khusus di Kota Sabang.
Pada kesempatan itu Ketua IGI Wilayah Aceh, Drs Imran juga menjelaskan bahwa IGI Aceh telah bergerak melakukan pembelajaran berbasis virtual.
Kemudian juga melatih guru pembelajaran jarak jauh bekerja sama dengan Dinas Pendidikan.
Salah satunya melalui program Meurunoe Meubagi Wawasan Lam Wawasan (Meugiwang)
Terdapat beberapa Learning Management System (LMS) yang dilatih dalam Meugiwang seperti Google Classroom, Rumah Belajar beserta Sijempol Aceh, Microsoft Teams, Edmodo, dan Quipper School.
Termasuk distance learning berbasis video conference,”kata Imran.
Ia menambahkan Dinas Pendidikan Aceh juga sudah melakukan berbagai upaya dalam rangka menggerakkan guru-guru selama masa pandemic, baik secara daring dan luring.
Meskipun banyak keterbatasan dan kekurangan yang terjadi di lapangan.
“Kita berharap di masa new normal, pembelajaran tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Dengan demikian para siswa pun dapat terus belajar dengan berbagai sarana yang tersedia,” pungkas Imran. (*)